![]() |
KABAR HARI INI |
"Itu yang dapat tenda rata-rata anak buahnya Haji Lulung. Kan dia (Haji Lulung, red) yang koordinir makanya waktu itu ke sini," beber Iman, salah satu pedagang di Blok G.
Menurutnya, pembagian jatah tenda itu pun sangat tidak adil.
"Iya, orang-orangnya dikasih dulu. Nanti kalau sudah dapat disewakan lagi. Sekarang Blok G sudah dilupakan, kami bukan prioritas lagi di sini," katanya.
BandarQQ - Pedagang Blok G lainnya, Rachmat pun bernasib tak jauh berbeda. Meski sudah ber-KTP DKI Jakarta sejak puluhan tahun lalu, dirinya tak mendapat jatah. Hal itu bertolak belakang dengan kabar bahwa yang menjadi prioritas adalah pedagang dengan KTP Jakarta.
"KTP Jakarta sudah sejak 1989. Tapi saya tidak ada yang nawari," ungkapnya.
Kabarnya, akan ada penataan tahap kedua yang akan didapat para pedagang.
"Tapi tidak tahu kapan," ujar pria asal Madura itu.
Emi, pedagang di Blok G lantai 2 pun mengeluhkan pendapatan yang langsung melorot drastis. Hal itu terlihat langsung sejak Pemprov DKI menutup sebagian jalan digunakan untuk lapak PKL.
AduQ - Perempuan asal Sumatera Barat itu makin mengeluh karena tak ditawari lapak PKL di jalanan. Sedangkan sebagian pemilik kios di Pasar Blok G juga memilih tutup ketimbang buka tapi tak ada pembeli.
"Boro-boro mau dapat tenda, ditawarin aja enggak. Ini kios-kios yang kosong bukannya pindah ke tenda tapi mereka sudah malas jualan," sesalnya.
No comments:
Post a Comment